Makanan memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan tubuh anak, karena makanan adalah salah satu faktor yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan seorang anak. Hal ini dikarenakan proses pertumbuhan seorang anak dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food security). Mengingat pentingnya makanan bagi pertumbuhan anak, maka konsumsi makanan yang tidak dimasak secara memadai, konsumsi ikan mentah, serta pendingin yang tidak memadai saat penyimpanan harus dihindari karena dapat menyebabkan makanan terkontaminasi oleh berbagai racun yang berasal dari tanah, udara, manusia dan vector. Makanan yang telah terkontaminasi oleh berbagai racun tersebut bisa menimbulkan mencret (Bres. P, 1955 : 76).
Mencret atau yang lebih halus disebut dengan diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Penyakit diare ini biasanya lebih banyak disebabkan karena kurangnya kebersihan terhadap makanan yang dikonsumsi. Di negara dunia ketiga (negara berkembang), diare adalah penyebab kematian paling umum bagi balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun (http://id.wikipedia.org/wiki/Diare). Berdasarkan laporan WHO ada sekitar 1.9 juta balita di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat berbagai macam gangguan diare, 2/3 di antaranya (1.3 juta) terjadi di 15 negara di Asia dan Afrika. Hal ini berarti bahwa diare merupakan pembunuh berbahaya di negara berkembang – lebih dari 5.000 anak meninggal akibat diare setiap harinya.
Anak-anak rentan terkena diare karena anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang masih rendah sehingga sangat mudah terinfeksi virus. Sebagian besar (sekitar 90%) diare disebabkan oleh infeksi rotavirus. Sebagian kecil diare disebabkan, diare dapat disebabkan infeksi bakteri, parasit, jamur seperti karena keracunan makanan, alergi, faktor psikologis yaitu stres. Penularannya disebut dengan 3F yaitu Finger (jari), Food (makanan) dan Fly (lalat). Atau dengan kata lain diare sangat mudah menyerang anak-anak karena mereka sering tidak menghiraukan kebersihan makanan yang mereka makan.
Anak- anak terutama anak usia sekolah pada umumnya belum paham betul akan arti kesehatan bagi tubuhnya (Sulianti Saroso, 2009). Ketidaktahuan anak-anak akan arti kesehatan bagi tubuhnya ini berpengaruh terhadap ketidaktahuan anak-anak terhadap bahan makanan yang mereka nikmati terutama yang berupa jajan. Jajan adalah makanan yang dibeli dan dikonsumsi dari luar rumah, misalnya jajan di kantin sekolah. Anak-anak sangat menyukai jajan apalagi ketika mereka menghabiskan waktu istirahat mereka di sekolah. Biasanya mereka membeli jajan yang menarik bentuk dan warnanya tanpa memperhatikan nilai gizi dan kebersihan dari makanan yang mereka beli.
Jajanan yang tidak sehat dan bersih tersebut dapat menyebabkan anak-anak terserang diare. Sebab jajanan yang sering dikonsumsi anak sekolah ini sangat sensitif terhadap pencemaran yang bersumber dari bahan tambahan pangan seperti pewarna tekstil, zat pengawet, dan pemanis buatan (menurut hasil penelitian Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) lebih 90 persen makanan jajanan sekolah menggunakan pemanis buatan (sakarin/siklamat) dan pewarna tekstil (Arafah Madjid, 2004). Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan di Laboratorium Institut Pertanian Bogor, dari 34 sampel makanan dan 15 sampel minuman yang diteliti, terhadap 58,8 persen makanan dan 73,3 persen minuman terbukti mengandung bakteri E. coli dan enterobacter (penyebab diare), zat pewarna (rhodamin yang biasanya dijumpai pada es sirup warna warni), zat pengawet, atau pemanis buatan sakarin.
Dari data survey awal di salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Purbalingga dan selama bulan Januari-Februari 2011 ada 35 anak dari 154 siswa-siswi yang mengalami sakit,12 anak (34%) menderita diare, dan 23 anak (65 %) menderita sakit demam, batuk, pilek. Dari hasil observasi mengatakan anak-anak suka jajan. Jajanan yang mereka beli adalah makanan snack, kue basah, es sirop, permen. Dari 154 anak hanya ada 5 anak (5 %) yang membawa bekal dari rumah. Dan biasanya mereka membeli jajanan yang relatif terjangkau tanpa menghiraukan kebersihan makanan yang di makan. Selain itu, anak-anak jarang mencuci tangan mereka ketika mereka akan makan. Padahal mencuci tangan dapat mencegah penyakit yang masuk dari tangan mereka ke dalam mulut mereka. Jadi, cara sederhana untuk mengatasi diare pada anak adalah dengan membiasakan anak-anak mencuci tangan sebelum makan.
Dibawah ini adalah gambar mencuci tangan yang benar..
mari biasakan mencuci tangan yang benar demi kesehatan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar