Jumat, 04 Maret 2011

disfemia

Salah satu bimbingan skripsi yang kutangani adalah membahas tentang disfemia. berikut adalah kesimpulan dan sarannya.

Definisi disfemia atau pengasaran yaitu usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar.

Misalnya kata ungkapan masuk kotak dipakai untuk mengganti kata kalah. Namun banyak juga kata yang sebenarnya bernilai kasar tetapi sengaja digunakan untuk lebih memberi tekanan tetapi tanpa terasa kekasarannya. Misalnya Pencuri menggondol puluhan ribu dolar.

1.    Referensi Disfemia dalam Tabloid Bola pada Rublik ”Pembaca dan Komentar”
a.      Benda dan Binatang
Penggunaan kata disfemia nama benda dan binatang menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan pepatah atau ungkapan yang sudah dikenal masyarakat.
Misal; dibanting dari bintang, mengoyak jala, radar perburuan, mengular panjang, mengepak kopor, pedal gas, makanan utama, merogoh koceknya, utang sebesar gajah, serta kutu yang menjengkelkan.
b.     Bagian Tubuh
Penggunaan disfemia bagian tubuh biasanya dilengkapi dengan kata pendukung lainnya (berimbuhan dan kata lainnya yang digunakan untuk mempertegas maksud bagian tubuh yang dikenakan).
Misal; menjilat lidah, pengekor, ditekuk lutut, beradu mulut, bertolak pinggang, kaki tangannya, dan tangan hampa.



c.      Profesi
Penggunaan kata disfemia yang mendasarkan pada profesi sering berhubungan dengan kata-kata yang sudah dikenal oleh masyarakat.
Misal; tukang jotos, pemain pelapis, dan pembisik.
d.     Penyakit
Penggunaan kata disfemia penyakit tidak sering digunakan dalam Tabloid Bola. Misalnya penyakit akut.
e.      Aktivitas
Kata disfemia aktivitas biasanya menggunakan imbuhan me- ataupun di- untuk melengkapi sebuah kata atau frase.
Misal; membobol, merontokkan, menyundul, menceploskan, menoleh, menyentil, ditabuh dan dijejali.
f.       Peristiwa
Penggunaan disfemia untuk peristiwa-peristiwa menggunakan kata-kata berimbuhan ter- dan ke- serta memiliki perbendaharaan kata seputar dunia olah raga.
Misal; kebobolan, jor-joran, cemooh, kecolongan, malapetaka, dan bercokol.
g.      Keadaan
Penggunaan kata disfemia untuk menggambarkan suatu keadaan yang sangat menakutkan dan sulit dibayangkan oleh seseorang dan terkesan berlebihan.
Misal; keder, mangkir, garis kemiskinan dan gembar-gembor.
2.    Nilai Rasa Disfemia pada Tabloid Bola Rublik Pembaca dan Komentar
a.      Nilai rasa buruk
Nilai rasa disfemia yang sering digunakan dalam Tabloid Bola adalah nilai rasa buruk yang menimbulkan ketakutan terhadap keadaan, peristiwa.
Misal; belitan, tumbal, bertubi-tubi, dijegal, dibanting dari bintang dan malapetaka.
b.     Nilai rasa tidak pantas
Nilai rasa disfemia yang sering digunakan dalam Tabloid Bola adalah nilai rasa tidak pantas yang berhubungan dengan kata-kata yang tidak sopan dan menjijihkan, jarang yang bersifat vulgar ataupun porno.
Misal ; masa suram, keder, mengebiri, menjilat lidah, tukang jotos, dan sekarat.
c.      Nilai rasa keras
Nilai rasa disfemia yang sering digunakan dalam Tabloid Bola adalah nilai rasa keras yang digunakan untuk menegaskan atau memperkuat makna kata disfemia.
                  Misal ; merontokkan, direguk, jor-joran, mencicipi, penggodokan.





B.       SARAN
1.  Sebagai tabloid yang diterbitkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, hendaknya tabloid Bola menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar, sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
2.  Sebagai tabloid yang banyak dibaca oleh anak muda terutama berjenis kelamin laki-laki, hendaknya tabloid Bola tidak terlalu sering atau mengurangi penggunaan kata-kata yang bernilai rasa keras.
3.  Sebagai tabloid yang banyak dibaca oleh khalayak umum atau masyarakat luas hendaknya tabloid Bola tidak terlalu sering menggunakan bahasa yang tidak selayaknya dikemukakan di depan umum atau tidak pantas.

Tidak ada komentar: