Minggu, 03 April 2011

Surat Cinta

Surat Cinta Dari Sang Pecinta

Surat yang dikirimkan seorang ikhwan pada calon istrinya... Aduh terharu sekali membacanya. Subhanalloh.. :)

***

Untuk seseorang yang senantiasa menyinari disaat gelap menyelimuti
Untuk seseorang yang senantiasa ada disaat yang lain angkuh
Untuk seseorang yang senantiasa menjaga kehormatannya
Untuk seseorang yang sinarnya tidak pernah padam

Sejatinya manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Disaat beban hidup sudah mulai menghimpit. Disaat yang lain tidak mau mengerti. Disaat semua angkuh dengan pilihan mereka sendiri. Maka besi yang keras pun akan bengkok jikalau terjepit. Bola yang bundar pun tidak bisa menggelinding dengan bebas apabila ia telah tersudut.

Masalah cinta adalah masalah yang sensitif. Ia tumbuh dengan sendirinya di dalam hati. Bersemai dengan senandung-senandungnya. Kemudian dipetik dan hanya bisa dipetik oleh sang pecinta sejati. Sensitif karena ia penuh dengan duri. Sensitif karena ia berkaitan dengan hidup orang banyak. Sensitif karena ia letaknya di dalam hati. Sensitif karena ia berada di antara dua jemari Tuhannya.

Jika engkau adalah cintaku, akan kukejar engkau walau harus merangkak keatas langit sekalipun. Jika engkau adalah cintaku, akan kukorbankan segala yang aku punya untukmu. Jika engkau adalah cintaku, maka tidak akan kubiarkan orang lain mengambilnya. Sekali lagi, jika engkau adalah cintaku.

Cinta sejati adalah cinta seorang hamba kepada Penciptanya. Karena cinta itu tidak akan luntur oleh zaman. Cinta itu tidak mungkin berubah oleh tempat. Dan cinta itu akan abadi sebagaimana sifat yang dimilikiNya.

Aku mencintaimu karena Tuhanku. Seandainya bukan karena Dia, tidak akan pernah kusegerakan harapan ini, akanku kubur dalam-dalam impian ini, dan akan kuhapus semuanya dari memori kepalaku ini. Karena cinta seperti itu adalah cinta buta. Karena cinta seperti itu hanya akan menimbulkan kemudharatan. Karena cinta seperti itu bukanlah cinta yang diridhaiNya. Cinta sesaat. Dan derita sepanjang hayat. Na’udzubillah.

Aku yang tidak tau tentang cinta, kini harus berhadapan dengan cinta. Ibarat seorang anak kecil yang melihat soal ujian kakaknya. Pasti akan timbul kebingungan saat melihat soal itu, kegalauan saat tahu bahwa itu adalah soal yg rumit, kaget karena ia belum pernah menghadapi itu sebelumnya, dan kalut karena esok pasti ia yang akan mengerjakannya. Tapi, aku bukanlah anak kecil lagi. Aku kini telah dewasa. Dan semua harus disikapi dengan kedewasaan. Karena, ini adalah proses pendewasaan.






Ibarat kita ingin mencapai pulau impian, kita harus tahu arah dimana letak pulau itu, kita harus memiliki bekal yang cukup, kita harus tahu berapa waktu yang dibutuhkan agar tidak kehabisan bekal, kita butuh sebuah bahtera yang kokoh, dan kita harus tau siapa saja yang terlibat dalam pembuatan bahtera itu. Dan jikalau semua itu telah dipikirkan matang-matang, maka segeralah berlayar, percayakan sepenuhnya kepada nahkoda kapal, bertawakkallah kepada Allah, apapun yang akan terjadi di depan sana itu adalah lahan ikhtiar kita, segala sesuatu jikalau diniati ibadah itu akan menghasilkan pahala, bukankah itu yang kita harapkan???

Dan kini, semua telah jelas adanya. Pulau impian kita adalah menjalin ikatan pernikahan, arahnya adalah meraih keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, bekalnya adalah iman, motivasi, dukungan dan doa, bahteranya adalah Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi pondasi awal terbentuknya bahtera itu, dan yang terlibat adalah keluarga masing-masing. Seperti apa bentuk bahteranya?? Itu tergantung selera masing-masing. Selama tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan. Maka kapal itu masih boleh untuk berlayar. Apabila ada kerusakan, maka segeralah untuk diperbaiki. Dan pemeliharaan kapal itu adalah tanggung jawab semua agar masih bisa layak pakai. Maka butuh pembagian tugas mulai dari atas hingga ke awak kapal.

Rasulullah bersabda :
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai para pemuda! Barang siapa di antara kalian berkemampuan untuk menikah, maka menikahlah! Karena menikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa karena puasa itu dapat membentengi dirinya.”

ثَلَاثٌ حَقٌّ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ: الْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَالْمُكَاتَبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْأَدَاءَ، وَالنَّاكِحُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الْعَفَافَ
“Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Alloh: (1) mujahid fi sabilillah, (2) budak yang menebus dirinya agar merdeka, (3) orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya.”

مَنْ يَضْمَنُ لِيْ مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang menjaga apa yang ada di antara dua bibir (lisan)nya dan di antara dua paha (kemaluan)nya, aku akan jamin ia masuk ke dalam surga.”

Dan memang pernikahan adalah sebuah elemen kodrati. Ia telah tertulis di lembaran ketentuanNya. Dan tidak ada yang bisa merubah taqdir seseorang selain doa. Dan aku berdoa semoga engkau adalah jodohku.

Jikalau komitmen telah terucap. maka bersiaplah dengan konsekwensinya. Dan sejak awal aku sudah siap dengan konsekwensi itu. Jadi, aku pesankan untukmu yang sedang berada dalam penantian, yakinkan bahwa janji Allah itu adalah sebuah keniscayaan. Menerima apa adanya bukan berarti pasrah dan tanpa usaha. Dan menunggu bukan berarti diam.

Waktu itu adalah milikNya. Maka memohonlah kepadaNya agar Dia mau mengizinkan kita untuk beribadah di dalamnya. Istikharahkan waktu itu kepadaNya.

Rasulullah bersabda,
وَ مَا نَدِمَ العَبْدُ إِذَا اسْتَخَرَّ رَبَّهُ
“Tidak akan menyesal seorang hamba jikalau ia minta pilihan (istikharah) kepada Tuhannya.”

Dalam doaku aku memohon agar waktu yang termaktub dalam perencanaan kita itu diijabah dan juga tertulis di lauhNya. Aamiin.

Wallahu A’lamu.

***

Subhanalloh... Indah nian sebuah ungkapan cinta dari seseorang yang ingin menyempurnakan separuh agamanya karena Alloh ta'ala, bahkan... Semuanya dipasrahkan hanya padaNya saja. Apalagi yang ditunggu selain hanya ijab qabul semata? Bantu doa yuk, semoga pasangan yang kelak akan menikah ini segera Alloh labuhkan diwaktu yang tepat dan atas seizinNya. Aamiin :)




Tidak ada komentar: