Rabu, 22 Juni 2011

Mencuci tangan

Mencuci tangan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Hal ini sebagaimana telah diteliti pada tahun 1847 oleh seorang dokter bernama Ignaz Semmelweis bekerja di bagian kebidanan di sebuah rumah sakit di Vienna, Austria. Semmelweis mengamati bahwa angka kematian diantara ibu di bangsal yang dilayani oleh mahasiswa kedokteran tiga kali lebih tinggi dibandingkan bangsal yang dilayani oleh bidan. Hal ini terjadi karena mahasiswa langsung ke bangsal kebidanan setelah belajar otopsi (bedah mayat), dan membawa infeksi dari mayat ke ibu yang melahirkan. Dia memerintahkan dokter dan mahassiswanya untuk mencuci tangannya dengan larutan klorin sebelum memeriksa ibu tersebut. Setelah aturan ini diterapkan, angka kematian menurun menjadi serupa dengan dengan bangsal yang dilayani oleh bidan. Pada tahun 1996, Angkatan Laut AS melakukan penelitian terhadap tamtama yang mengikuti pelatihan di suatu asrama besar. Para tamtama tersebut sering mengalami infeksi pada saluran pernafasan. Pada penelitian tersebut 40.000 tamtama diperintahkan agar mencuci tangannya dengan air dan sabun lima kali sehari (http://www.perspektif.net/article.php).






Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Macam-macam cara mencuci tangan :
1. Mencuci tangan dengan air
Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup kuman karena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah mencuci tangan tersebut.
2. Mencuci tangan dengan air panas
Beberapa pendapat menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran, minyak, ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak terbukti, air panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur yang nyaman untuk mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan temperatur ini tidak cukup panas untuk membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur yang jauh lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh kuman. Tidak efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak signifikan
3. Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling umum dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja.
4. Mencuci tangan dengan cairan
Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan alkohol untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan, antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa jelly, cairan, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari perasaan kering karena penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan karena penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air dan sabun.
5. Mencuci tangan dengan tisu basah
Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli dan Salmonella. Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan untuk peralatan rumah tangga lainnya.
Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan dengan sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu basah telah mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau anti bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga kulit tangan agar tidak terasa kering. Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
1. Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar
a. Basahi kedua tangan seluruhnya hingga lengan dengan air mengalir.
b. Gunakan sabun cuci tangan cair atau sabun biasa.
c. Gosok benar – benar bagian tangan dan jari selama 0 – 15 detik, terutama pada telapak tangan, punggung tangan, sela – sela jari, ibu jari, dan pergelangan tangan.
d. Bilas tangan dengan air bersih yang mengalir.
e. Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering atau menggunakan tisu. Bila handuk dan tisu tidak tersedia maka keringkan dengan udara atau di angin – anginkan, matikan kran dengan siku atau tisu (http:www.infeksi.com. Pusat Informasi Penyakit Infeksi,Andy Baex, 6 Februari 2007).
Langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah dengan 7 langkah yang biasanya digunakan oleh bidan sebelum dan sesudah melakukan tindakan kebidanan (seperti Antenatal care, APN, dll) sebagai berikut.

1. Cara Lain Mencuci Tangan
Dengan produk yang dikemaskan dalam botol kecil untuk mencuci tangan bila tidak tersedia air mengalir yang bersih.
Cara menggunakannya yaitu :
Tuangkan bahan secukupnya untuk membasahi semua permukaan tangan dan jari lalu gosokan benar – benar pada tangan, diantara jari dan dibawah kuku sampai kering. (http://www.infeksi.com. Pusat Informasi Penyakit Infeksi, Andy Baex, 6 Februari 2007)
2. Waktu yang Tepat untuk Mencuci Tangan
a. Sebelum dan sesudah makan.
b. Sebelum mengobati luka pada kulit.
c. Sebelum dan setelah merawat orang sakit.
d. Sebelum melakukan kegiatan apapun yang mencakup memasukan jari dalam atau dekat pada mulut dan mata.
e. Setelah memakai WC atau toilet.
f. Setelah membuang ingus.
g. Setelah membuang sampah.
h. Setelah main atau menyentuh hewan peliharaan.
http://www.promosi kesehatan.com, Mencuci tangan yang baik dan benar, Godam, 12 April 2008.
3. Manfaat Mencuci Tangan
Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih dan sabun yaitu :
a. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup akan menurunkan insiden diare pada anak dan bayi usia enam sampai delapan belas bulan.
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sebelum menyiapkan makanan efektif menurunkan insiden diare.
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan makanan membuktikan bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang efektif untuk menurunkan insidens penyakit.
(http://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan, Marwa, 11 Agustus 2007).
4. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan
Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari – hari yang sangat sederhana dan sepele, namun berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Dengan mencuci tangan menghindari penyakit seperti diare, flu, penyakit kulit, alergi dan gatal – gatal. Karena tangan kita adalah bagian dari tubuh yang sangat sering menyebarkan infeksi. Tangan terkena kuman waktu menyentuh daerah tubuh kita, tubuh orang lain, hewan atau permukaan yang tercemar.
Walaupun kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi, kuman dapat masuk ketubuh waktu kita menyentuh mata, hidung dan mulut. Orang yang terkena HIV lebih rentan terhadap infeksi apapun karena sistem kekebalan tubuhnya dilemahkan oleh HIV. Oleh karena itu, kebersihan terutama mencuci tangan secara lebih teratur (http://www.infeksi.com.Pusat Informasi Penyakit Infeksi, Andy Baex, 6 Februari 2007).
5. Kebersihan Lingkungan Sekolah
Kebersihan lingkungan sekolah adalah kebersihan dilingkungan sekolah seperti halaman sekolah, ruangan kelas, kamar mandi atau WC dan berbagai sarana di sekolah. Kebersihan lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan cara menyapu, mengepel, mengelap meja, kursi, lemari, jendela dan membuang sampah pada tempatnya (tempat sampah). (http://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan, Marwa, 11 Agustus 2007).


Tidak ada komentar: