Senin, 05 September 2011

Diskusi

Pembelajaran dikusi adalah salah satu alat strategi mengajar. Menurut Zaini (2002), ada beberapa kegunaan diskusi yaitu :
a) Membantu mahasiswa belajar berpikir dari sudut pandang suatu objek bahasan dengan memberi mereka praktek berpikir.
b) Membantu mahasiswa mengevaluasi logika serta bukti-bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lain.
c) Memberi kesempatan pada mahasiswa untuik memformulasikan penerapan suatu prinsip.





d) Membantu mahasiswa menyadari akan suatu problem dan memformulasikannya dengan menggunakan suatu informasi yang diperoleh dari bacaan atau ceramah.
e) Menggunakan bahan-bahan dari anggota lain dalam kelompoknya.
f) Memperoleh penerimaan bagi informasi atau teori yang mengkounter sertarakyat atau kepercayaan mahasiswa terdahulu.
g) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih jauh.
h) Memperoleh feedback yang cepat tentang seberapa jauh tujuan tercapai.

1). Tempat duduk diatur demikian rupa sehingga peserta diskusi saling bertatap muka.
2). Fasilitator memperkenalkan pokok permasalahan secara umum. Msalah yang akan didiskusikan harus dipahami oleh seluruh anggota, pada tahapan ini ada satu masalah pokok.
3). Fasilitator membagi anggota diskusi menjadi kelompok-kelompk kecil. Setiap kelompok diharuskan memiliki jumlah anggota kelompok yang sama (lima orang satu kelompok).
4). Setiap kelompok dipilih juru bicara yang sekaligus sebagai ketua kelompok dan sisanya sebagai anggota
5). Fasilitator membagi sub-sub pokok permasalahan yang berbeda pada tiap kelompok dan menentukan permasalan mana yang akan dibahas
6). Setiap kelompok diberi waktu yang sama (15 menit) untuk mendiskusikan masalah yang akan menjadi bagianya dan membuat kesimpulan
7). Setelah masing-masing kelompok melakukan diskusi, selanjutnya adalah sesi evaluasi atau diskusi besar. Saat diskusi besar tiap-tiap juru bicara akan melaporkan hasil diskusinya lantas diharapkan terjadi sharing antar kelompok yang dipimpin oleh fasilitator
8). Setelah juru bicara melaporkan hasil diskusinya dan telah tercapai kesepakatan bersama, penulis akan membacakan kesimpulan umum dari hasil diskusi.
9). Fasilitator menutup diskusi (2 menit)
Di dalam pelaksanaan Buzz Group setiap kelompok kecil akan melakukan tahapan-tahapan dalam metode Buzz Group, tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
Setiap anggota Buzz Group setidaknya mempunyai kualifikasi sebagai berikut:
1). Menunjukkan keinginan yang kuat untuk membantu teman yang lain.
2). Bersedia dan mampu menjawab pertanyaan secara langsung.
3). Menghargai pendapat orang lain.
4). Mampu menyampaikan ide secara ringkas dan jelas.
5). Dapat menunjukkan keakraban.
6). Menghindarkan diri dari sikap memonopoli.
7). Mengikuti kepemimpinan fasilitator.
Jika terlalu banyak peserta maka dikhawatirkan akan terjadi banyak pendapat yang berbeda yang akan sulit disatukan. Selain itu juga rasa tanggung jawab anggota kelompok akan berkurang. Sehingga pemecahannya tidak akan ditemukan. Maka dari itu jumlah peserta dalam Buzz group adalah tiga atau tujuh dan paling banyak sepuluh orang.
Waktu dalam buzz group biasanya 45 menit sampai satu jam. Sebenarnya, waktu maksimal yang dapat digunakan dalam Buzz Group adalah dua jam. Hal itu juga tergantung pada kerumitan masalah yang dibahas. Sebenarnya dengan adanya batas waktu maksimal mempunyai dampak negatif, yaitu akan membuat diskusi padam saat diskusi memanas ketika waktu telah habis. Namun ada juga dampak positifnya, yaitu menghindarkan kebosanan peserta diskusi. Dan apabila dalam diskusi belum ditemukan pemecahannya, maka akan dapat dilanjutkan pada diskusi selanjutnya.
Dalam diskusi, umumnya terdapat bagian-bagian seperti di bawah ini:
1). Persoalan yang biasanya dikemukakan oleh ketua diskusi.
2). Persoalan diperjelas, dipertegas, dan akhirnya disetujui oleh seluruh kelompok.
3). Pemecahan diungkapkan, perdebatan dimulai, dan semakin banyak pendapat yang disampaikan.
4). Pemecahan masalah muncul setelah diolah oleh kelompok.
5). Kesepakatan tercapai, ringkasan dibuat dan disetujui oleh kelompok.
Menurut Rosch (Kusrianto, 2006) definisi animasi adalah kombinasi dari komputer dan video. Animasi dalam komputer biasanya berupa Macromedia Flash. Macromedia Flash adalah sama halnya film secara fisik, yang tersusun dari banyak frame dengan gambar-gambar penyusunnya. Frame yang mendefinisikan adanya perubahan pada objek disebut dengan keyframe.
Pada dasarnya Macromedia Flash membagi animasi dalam 2 metode, yaitu:
a. Frame by frame animation, pembuatan animasi dengan cara melakukan perubahan objek pada setiap frame secara manual, sehingga dihasilkan perubahan gambar yang teratur. Metode ini biasanya digunakan pada animasi dengan perubahan bentuk objek secara terus menerus. Misalnya, film kartun.
b. Tweened animation, yaitu pembuatan animasi dengan cara menentukan dua poin keadaan pada objek awal dan akhir, sedangkan macromedia flash membuat rangkaian gerakan diantaranya. Animasi yang dihasilkan menggunakan metode ini adalah gerakan yang halus, perubahan letak, ukuran, rotasi, bentuk maupun warna.
Secara garis besar, animasi komputer dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
a. Computer Assisted Animation,
Animasi pada kategori ini biasanya menunjuk pada sistem animasi 2 dimensi, yaitu mengkomputerisasi proses animasi tradisional yang menggunakan gambaran tangan. Komputer digunakan untuk pewarnaan, penerapan virtual kamera dan penataan data yang digunakan dalam sebuah animasi (Setiawan, 2007).
b. Computer Generated Animation,
Pada kategori ini biasanya digunakan untuk animasi 3 dimensi dengan program 3D seperti 3D Studio Max, Maya, Autocad dan lain sebagainya.




Tidak ada komentar: